Secangkir Kopi, Aku dan Catatan Rinduku Tentangmu

Terkadang kita dipertemukan dengan cinta namun tetapi waktu akan menyita dan memisahkannya - In Memori Kepulauan Riau 21 sept 2013
Secangkir Kopi, Aku dan Catatan Rinduku Tentangmu
Secangkir Kopi, Aku dan Catatan Rinduku Tentangmu

Mungkin dirimu adalah anugerah dari tuhan yang dikirimkan untuk membuka pikiranku tentang arti kehidupan atau untuk mengajarkanku tentang makna cinta yang sebenarnya atau mungkin kamu hadir hanya sekedar singgah dalam hidupku tanpa memberi sebuah makna.

Detik demi detik terus berjalan, siang terus berganti malam, tanpa sepatah katapun yang mampu aku ucapkan kepadamu, hanya suara bisikan yang terus menyapa didalam relung yang disebut hati. Bisikkan itu berkata “apakah aku pantas menjadi bagian dari hidupmu? Entah mengapa duniaku berubah seiring adanya kehadiranmu

Diteras kios warung pinggir jalan sejenak aku duduk dan menatap indahnya gemerlap gulita malam yang terhias oleh kedipan bintang dan rembulan yang ditemani secangkir kopi disampingku. Langkah kaki terdengar beradu keras, makin larut aduan itu makin mengecil sampai akhirnya luput ditelan gemerlap malam.

Aku masih disini masih duduk terdiam dalam kesendirian, rasanya aku ingin menulis segala sesuatu tentangmu. Namun tetapi rasa kantuk tidak dapat tertahan lagi olehku sampai akhirnya aku beranjak pulang dan berbaring di tempat tidur.

Tempat tidur yang dipenuhi oleh orang-orang yang singgah dalam hidupku untuk merangkai kisah indah bersamaku. Aku terbaring diatas tempat tidur ini, mata menatap sayup kearah langit-langit tanpa mampu menutup, berpikir tentang malam yang terhias bintang dan rembulan akan segera berlalu tergantikan oleh pagi yang akan hadir bersama senyummu.

Suara seruan adzan subuh tiba-tiba terdengar menggema merdu ditelingaku, membangunkan lelap tidurku dan orang-orang disampingku. Aku segera bergegas mengambil air wudhu dan melangkah menuju suara adzan itu untuk mendirikian sholat subuh berjama’ah.

Usai sholat subuh aku bergegas kembali ketempat tidur untuk menunggu pagi sambil menulis tentang cerita ini. Tidak lama kemudian suara gemuruh ayunan sepeda terdengar oleh telingaku diiringi hadirnya sang fajar dari langit sebelah timur, aku menatap disela jendela kayu yang tertutup oleh gordeng untuk melihat suara gemuruh ayunan sepeda itu. Terlihat ada kamu disana berhenti dan memarkir sepeda yang kamu bawa dan tidak lama berselang lalu kamu melangkah pergi.

Detak jantungku ini seketika berdetak kencang tidak terarah seakan terhenti, namun hati ini seketika berubah menjadi damai seakan kekosongan terisi penuh oleh bayanganmu.

Kini kamu telah menjadi bintang dalam malamku yang bersemayam jauh didasar hatiku, membalut seluruh luka yang membekas sampai tidak terlihat sedikitpun oleh jiwaku.

Aku menatapmu dari kejauhan mengucap canda untuk mengundang tawamu. Entah mengapa tawamu menjadi energi yang begitu dasyat dalam diriku, apakah kamu mengerti dengan sebuah perasaan ini yang tersimpan hanya untukmu? Kamu yang aku kagumi dengan tidak sengaja kamu telah membuka mataku untuk melihat kembali dunia yang luas ini, dan memberikan beribu macam alasan untuk berjuang menuju dunia yang baru.

Dunia ini begitu sangat terasa indah karena kehadiranmu di dalam hidupku, indah bagaikan taman langit dimalam hari yang dipenuhi cahaya bintang-bintang, indah bagai lautan disamudera yang dihiasi kilauan ombak. Indah bagai senja yang akan tertelan malam, indah bagai fajar yang hadir dikala pagi.

Rasa syukurku kepada tuhan tidak akan pernah habis karena menyempatkanmu hadir dalam hidupku, hadir untuk merangkai cerita. Cerita yang akan aku tulis dengan tinta hitam dan kususun rapi dalam lembaran-lembaran hatiku, cerita yang akan aku kenang sebagai memori perjalanan terindah dalam hidupku. in memori (Kepulauan Riau 21 September 2013)

Waktupun kini terus berjalan entah kita siap untuk menjalani waktu berikutnya atau tidak, tetap saja waktu tersebut akan menghampiri kita. Waktu yang tepat masa dimana aku hadir dalam sebuah ruang yang memaksaku untuk bertahan. Ruang dimana aku berpisah dengan orang yang sebelumnya tidak pernah terlintas sedikitpun di dalam benakku. Orang yang hadir membawa sejuta tawa dan kemudian pergi membawa kembali sejuta tawa itu untuk menyisahkan lebih banyak tangis.

Tidak pernah terbayang sebelumnya, canda tawa yang pernah hadir bersamamu kini tergantikan dengan rasa sakit yang sangat teramat begitu dalam. Mungkin ini yang terakhir kali untukku menatap senyum manis dibibirmu. Rasanya nafas ini begitu terasa sesak yang aku rasakan, dan detak jantungpun berdetak tidak terarah dan bisikkan hati berkata “apakah ada pertemuan setelah perpisahan ini.?

Apakah aku harus bersyukur atas pertemuan ataukah harus menyesalinya karena perpisahan. Tidak sadar mata ini mulai berbinar, hati ini terus berbisik seperti apakah hari-hariku setelah kepergianmu, yang aku dapat rasakan rasanya jiwa ini seperti mati, mati karena menatap kepergianmu dengan yang lain. Rasa sakit yang dulu kurasa terkubur oleh hadirmu dalam hidupku, kini muncul lagi dipermukaan karena kepergianmu dan menyabar keseluruh jiwaku. Bintang malamku kini telah pergi jauh menghilang dari pandanganku, menyisahkan sejuta kenangan yang mengundang rindu.

Andaikan saja kamu tahu!, duniaku yang indah karena kehadiranmu kini telah berubah karena kepergiannmu. Energi dasyat yang telah kamu berikan untuku kini kamu membawanya kembali dan menyerap sisa-sisa energi yang aku miliki.

Mungkin menurutku ini adalah cinta yang sesunggunya, cinta yang selama ini aku cari ataukah mungkin ini adalah sebuah keegoisan, aku sendiripun tidak mengerti.

Tapi satu hal yang harus kamu tahu, saat ini aku berjuang untuk bisa datang dalam hidupmu. tapi bukan berharap untuk memilikimu tapi hanya ingin menyampaikan “bahagialah meskipun kesedihan menghampirimu karena ada aku disini yang selalu mendoakanmu dalam setiap sujudku”.

Dalam gelap yang semesta tuhan ciptakan disitu aku menatap bintang-bintang dibawah langit dengan menggeggam sejuta rindu. Rindu akan sosok sang bidadari, bidadari yang dapat berlabuh didasar hatiku yang paling dalam dan menjelma sebagai bayangan.

Dikala bintang-bintang menghilang dari pandangan disambut dengan hadirnya sang fajar bersama kicauan burung, dikala itu aku membuka mata lalu berbisik “apa kabarmu bintang hatiku yang cantik.

Hari terus berganti mengiringi langkah dalam kesendirianku ini, bintang malam yang dulunya bersinar, kini redup ditelan sunyi.

Tidak terasa beberapa tahun telah berlalu mengingatkanku untuk menulis kembali cerita tentangmu. Tentang bintang yang hadir seketika menemani malam dan seketika pula menghilang memudar begitu saja.

Aku disini bersama bayangmu menunggu takdir berkata untuk aku dan kamu dipertemukan dalam sebuah ruang dan waktu yang sama, dikala itu aku akan menyapamu lalu berkata “rinduku telah bersemayam lama didasar hatiku dan memberotak hebat dalam benakku”.

Baca juga
A scribble of daily internet blog ONGKY RUWET
Join the conversation

Post a Comment